Prospek Jurusan Teknologi Pangan
Sebagaimana dirilis dalam situs lemhanas, pada 11 Oktober 2022. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Ibu Rentno Marsudi, mengatakan dunia saat ini makin rawan dan makin mengkhawatirkan dalam urusan pangan. Dunia beda dalam potensi krisis pangan yang besar. Ada sekitar 179 sampai 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan.
Lebih parahnya lagi, selain krisi pangan, dunia juga sudah mulai mengalami yakni krisis pupuk dan krisis lahan pertanian. Krisis pupuk mungkin masih ada harapan untuk bisa diatasi, tapi bagaimana dengan kemajuan teknologi. Sementara keterbatasan lahan pertanian, rasa-rasanya susah untuk diatasi. Penduduk terus bertambah, kebutuhan lahan tempat tinggal terus naik, sementara ketersedian lahan perumahan mulai terbatas. Akibatnya lahan pertanian terancam.
Jadi pekerjaan rumah terbesar para insan pangan dunia saat ini adalah "bagaimnaa menciptakan ketersediaan pangan yang cukup ditengah makin terbatasnya lahan pertanian".
Jawabannya adalah, dunia harus secara massif melakukan rekayasa teknologi di bidang pertanian, pengolahan panen serta pengolahan bahan baku makanan. Dengan teknologi itu, diharapkan lahan pertanian yang sempit bisa lebih produktif lagi. Diharapkan juga proses panen juga makin efektif dan efisien dari sisi waktu dan sumber daya yang digunakan. Sementara, hasil panen menjadi bahan baku makan, dibutuhkan juga teknologi tepat guna agar keterbatasan bahan makanan itu tetap bisa "mengenangkan" lebih banyak orang lagi.
Salah jurusan kuliah yang sangat diharapkan untuk ikut mengambil beban dari PR besar tersebut adalah program studi teknologi pangan. Secara umum, mahasiswa yang kuliah di prodi teknologi pangan akan mempelajari segala proses pengolahan bahan pangan menjadi makanan yang bisa dan siap dikonsumsi. Proses tersebut tentu saja meliputi pemilahan, pemilihan, pengawetan, pengemasan hingga distribusi. Merekalah yang akan menjaga dan memastikan hasil akhir dari olahan pangan tersebut, tetap aman untuk dikonsumsi dan tentu tetap bergizi. Fokus utama dari ilmu teknologi pangan ialah pada panganan dalam kemasan. Meski demikian, mahasiswa dan mahasiswa jurusan pangan juga memiliki pengetahuan dan keterampilan soal proses panganan lainnya.
Jadi pekerjaan rumah terbesar para insan pangan dunia saat ini adalah "bagaimnaa menciptakan ketersediaan pangan yang cukup ditengah makin terbatasnya lahan pertanian".
Jawabannya adalah, dunia harus secara massif melakukan rekayasa teknologi di bidang pertanian, pengolahan panen serta pengolahan bahan baku makanan. Dengan teknologi itu, diharapkan lahan pertanian yang sempit bisa lebih produktif lagi. Diharapkan juga proses panen juga makin efektif dan efisien dari sisi waktu dan sumber daya yang digunakan. Sementara, hasil panen menjadi bahan baku makan, dibutuhkan juga teknologi tepat guna agar keterbatasan bahan makanan itu tetap bisa "mengenangkan" lebih banyak orang lagi.
Salah jurusan kuliah yang sangat diharapkan untuk ikut mengambil beban dari PR besar tersebut adalah program studi teknologi pangan. Secara umum, mahasiswa yang kuliah di prodi teknologi pangan akan mempelajari segala proses pengolahan bahan pangan menjadi makanan yang bisa dan siap dikonsumsi. Proses tersebut tentu saja meliputi pemilahan, pemilihan, pengawetan, pengemasan hingga distribusi. Merekalah yang akan menjaga dan memastikan hasil akhir dari olahan pangan tersebut, tetap aman untuk dikonsumsi dan tentu tetap bergizi. Fokus utama dari ilmu teknologi pangan ialah pada panganan dalam kemasan. Meski demikian, mahasiswa dan mahasiswa jurusan pangan juga memiliki pengetahuan dan keterampilan soal proses panganan lainnya.
Salah satu perguruan tinggi yang menyediakan program studi tekhnologi pangan adalah Universitas Ma'soem. Sebuah universitas swasta di Bandung, terletak di Jl. Raya Cipacing No. 22 Jatinangor. Berada dibawah binaan Yayasan Al Ma'soem yang berdiri sejak 1986.
Posting Komentar untuk "Prospek Jurusan Teknologi Pangan"